Dalam dunia postmodern, setiap pandangan memiliki tempatnya tetapi tidak satu pun yang berhak mengklaim otoritas final. Bagaimanakah gereja mengakui Kristus di dalam konteks kultural saat ini?
Mengatasi Segala Kuasa Dunia, buku keempat dari seri yang dimulai pada tahun 1993 dengan Tiada Tempat bagi Kebenaran (No Place for Truth) ini menggambarkan dunia barat dengan segala kompleksitas, kemajuan, sekaligus kehampaannya. Wells dengan mahir menggambarkan etos postmodernis yang relativistik, individualistik, terapeutik, namun tetap memiliki sisi spiritual, dan bagaimana etos ini telah memasukkan relativisme religius dan kultural ke dalamnya, dibarengi oleh rasa takut dan kebingungan sejak akhir abad lalu dan terus berlangsung sampai saat ini.
Buku Wells berkulminasi pada kritik terhadap evangelikalisme modern. Gereja yang memasarkan diri kepada kaum postmodern berorientasi konsumsi ini telah berkembang dengan mengorbankan kebenaran Injil. Dengan lebih mengutamakan pemasaran daripada Injil, gereja Injili terancam akan menukar interaksi yang autentik terhadap kultur dengan keberhasilan duniawi. Dan Wells menyuarakan seruan profetis yang tidak boleh diabaikan gereja Injili!
"Selama ini David Wells telah memberikan analisis yang tajam terhadap gereja Injili, ketertarikannya terhadap kultur konsumeris postmodern (ultramodern) dan keinginannya untuk menukarkan Injil dengan hal-hal yang bersifat sementara. Dalam buku ini Wells menunjukkan kualitas terbaik dari ketajaman theologinya ketika mengembangkan analisisnya kepada fakta sentral iman Kristen - pribadi dan karya Yesus Kristus.... Sebuah buku yang penting bagi setiap orang yang peduli terhadap integritas Injil dan masa depan misional gereja."-Timothy George, dekan Beeson Divinity School, Samford University, dan editor eksekutif Christianity Today
Mengatasi Segala Kuasa Dunia
Wells, David F.
ISBN 9786021603321
Penerbit Momentum
Tebal Buku 403 halaman
Dimensi 23.50x15.50
Berat 800